Rabu, 16 Desember 2009

Sate Ambal


Wah nggak terasa ea, sebentar lagi kalender di rumah kita sepertinya akan diwarnai dengan warna merah. . . .

Nggak ada salahnya mulai sekarang kita harus mempersiapkan rencana yang matang agar waktu liburan kita tidak sia-sia. . . . Ehm, bagaimana dengan wisata kuliner. . . .

Kali ini, saya ingin berbagi dengan Anda tentang wisata kuliner yang mantab di wilayah Kebumen. . . , salah satunya Sate Ambal dan "Wedang Legen"

Setelah puas berkeliling menyambangi pantai-pantai di Gombong Selatan, pastilah perut ini menuntut hak untuk diisi. Dari sekian banyak makanan khas di sana mungkin sate ambal adalah salah satu alternatif yang bisa dicoba. Sate ambal ini mempunyai bumbu khas dan cita rasa tersendiri. Lezatnya hingga tusuk terakhir dan sulit untuk dilupakan.
Sebenarnya harga sate ini biasa saja. Daging kambing yang dipotong kecil-kecil kemudian dibakar seperti layaknya sate madura. Tapi kenikmatannya mungkin bisa di katakan agak aneh. Bumbunya terasa agak lain, seperti khas citarasa Jawa Tengah yang agak manis-manis sedikit. Dan terasa lebih enak bila memakannya dengan ketupat, yang dijual juga oleh penjual sate.



Apalagi bila kita sempat membeli emping melinjo yang merupakan salah satu jajanan khas daerah Gombong. Emping ini terbuat dari bahan buah pohon melinjo. Buah yang biasanya digunakan sebagai salah satu bahan sayur asem ini, dihancurkan sampai membentuk lingkaran. Kemudian emping tersebut dikeringkan dan digoreng untuk setelahnya dijual.

Menyantap emping sebagai makanan tambahan saat menikmati sate ambal menimbulkan sensasi tersendiri juga. Rasa manis yang timbul dari bumbu sate, teradu dengan rasa agak pahit yang keluar dari emping. Nah, bisa Anda bayangkan sendiri jadinya.

Haus pasti timbul setelah makan. Yang paling pas untuk situasi seperti itu adalah minuman dingin dan manis, mungkin sebuah tawaran menarik yang tak bisa ditolak. Bila Anda sekalian ingin tercebur dalam aroma Jawa Tengah, pilih saja minuman legen sebagai teman minum Anda.



Legen, yang berasal dari kata legi (bahasa Jawa Tengah, yang berarti manis) memang bukan isapan jempol rasa gulanya. Manis segar yang timbul dari dalamnya, mungkin karena minuman ini diambil dari sari pohon kelapa. Ternyata banyak penduduk daerah Gombong yang mencari nafkah dengan menderes kelapa.


Tiap pagi mereka panjati pohon kelapa, ditaruhnya penampung yang terbuat dari bambu, didiamkan selama satu hari. Sore hari mereka memanennya. Banyak juga penjual minuman ini disepanjang jalan menuju gua Jatijajar dan gua Petruk. Hawa panas yang timbul karena daerah panas perbukitan kapur terasa langsung terobati bila meminum legen ini dingin-dingin.

Keramik dan Tikar Pandan

Selain pantai, gua, makanan dan minuman nikmatnya. Ternyata daerah Kabupaten Kebumen ini juga menyimpan keindahan ukiran keramik dan anyaman daun pandan yang patut dijadikan souvenir.

Seperti desa Grenggeng, yang ada 3 km dari kota Karang Anyar. Desa itu menawarkan keindahan anyaman pandan seperti dompet, tas, kipas, topi, tempat tembakau, tatakan gelas, tikar dan lainya yang rasanya sayang bila dilewatkan. Aksesori yang ada rasanya patut bila dijadikan bahan oleh-oleh.

Atau kita lebih memilih membeli keramik terukir sebagai buah tangan. Para pecinta keramik bisa mencari tambahan koleksi barunya di pusat keramik di desa Jatisari. Desa tersebut terletak di 6 km timur kota Kebumen.

Tidak ada komentar: